Tanpa disadari, waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB. Aku masih berpikir tentang seseorang yang sebelumnya belum pernah aku pikirkan. Seseorang yang tidak pernah mengusik pikiranku selama ini, seseorang yang sebelumnya tidak pernah sama sekali terpikirkan untuk dipikirkan. Seseorang yang sebelumnya sudah aku bentengi untuk tidak seperti wanita lainnya jika bercanda tawa dengannya.

Namun setelah detik ini, semuanya berubah.

Tiba-tiba aku memikirkannya. Tetapi, bukan karena aku mulai ada perasaan yang berbeda dengannya, ini karena dia melakukan banyak hal aneh terhadapku. Ku akui, aku memang mudah suka dengan seseorang, namun tidak mudah untuk jatuh cinta. Terlebih dengan pria yang digandruingi dengan para wanita. Ntah kenapa, dari dulu aku selalu seperti itu, selalu berusaha menjauh dengan pria seperti itu, walaupun pada akhirnya, pria itu selalu mendekatiku. Menurutku itu hal yang sangat aneh. Sama halnya seperti saat ini. Namun biasanya aku bisa mengelak untuk tidak memikirkannya. Tapi ini jauh berbeda, aku malah mulai memikirkannya, ada perasaan takut karena mungkin hanya diriku yang berlebihan hingga sejauh ini. Tidak dapat dipungkiri, sebenarnya aku takut jatuh cinta kepada pria ini. Takut sakit hati (lagi). Munafik kalau seseorang tidak takut sakit hati.

Aku ingin sedikit bercerita tentang pria ini, dia adalah seseorang yang selalu manis dengan siapapun, dan dihadapan siapapun. Tak heran jika banyak wanita yang salah tanggap mengenai dirinya. Tapi aku rasa itu hanya sifat halus dia. Dia bukan berusaha halus karena untuk satu tujuan (baca: memikat), itu hanya sifat dia sebagai pribadi yang menyenangkan. Dan ini masalahnya. Aku hanya takut dia bersikap aneh akhir-akhir ini hanya perasaanku saja, namun tidak menurut sudut pandang dia. Dan aku mulai berkata pada diriku sendiri, "that's him. He's not flirting"

Kalimat itu yang hingga sekarang masih bisa membentengi diriku walaupun terkadang memang benteng itu mulai runtuh. Namun selalu aku bangun dengan kalimat itu.

Tidak dapat kupungkiri, aku sangat nyaman di dekatnya. Apa yang kita selalu bicarakan selalu menarik. Ntah karena memang menarik, atau apapun yang dibicarakan kalau di dekatnya akan selalu menarik. Yang pasti, waktu akan terasa cepat jika sudah bersama dengannya.

                             -----------------------------------------------------

Aku berlari sekuat tenaga menuju kelas di pagi ini. Biasanya, di mata kuliah ini, dosen tidak akan memberi kesempatan mahasiswanya untuk masuk setelah dia sudah memasuki ruangan. Egois memang, namun itulah dosen. Berusaha membuat peraturan yang biasanya tidak diterima oleh mahasiswanya.

Cklek *buka pintu kelas*

Aku bernapas lega. Ternyata dosen itu belum memasuki ruangan. Aku mangambil langkah santai menuju bangku di sudut kanan.

"Ngapain ke kelas?" tanya seseorang disebelahku saat aku baru duduk.

"Kuliahlah. Ada dosen kan, Man?" aku bertanya sambil mengerutkan kening karena bingung dengan pertanyaannya. Man disini bukan, man yang biasa anak jaman sekarang panggil untuk memanggil teman-temannya. Bukan juga panggilan dari kata mandra. Tapi Manna, biasa dipanggi ana, Namun terkadang aku membuat panggilan sendiri dengan awalannya, yaitu, Man. Karena cukup menggelikan jika aku memanggilnya Ana, Dia bukan se-feminim nama itu

"Nggak ada. Dia lagi liburan" jawabnya santai tanpa menoleh kepadaku sama sekali dari hadapannya handphone-nya. "Oh, iya. Jadi gimana? katanya semalem diajak dinner? Kok nggak ada cerita lanjutan semalem?" kali ini Ana menoleh dengan wajah yang sangat antusias.

Aku hanya membalasnya dengan tersenyum.

"Ih kok cuma senyum? Dia udah sesuai dengan apa yang lo inginkan kan? Anak rantauan, perhatian, sayang orang tua, mandiri, pinter, masa depan cerah, satu hobi, kakak tingkat, sama-sama sibuk, Kalau fisik sih yaaa bukan nomor satu ini kan? Jadi kurang apalagi? That's it what you want, darl" tanya Ana sengit.

"Semalem gajadi makan kok. Gue bilang gue sibuk hehe tapi ga boong, emang semalem tuh gabisaaa" Jawabku.


To be continue

Categories:

One Response so far.

  1. Anonymous says:

    semangat!

Leave a Reply

Lucky Clover